Selasa, 28 Mei 2013

MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

MAKALAH
SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
"MASALAH LINGKUNGAN HIDUP"
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6:
MUHAMMAD IQBAL
SAVENTI USWATUN KHASANAH
TARINA HANDAYANI  
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
Masalah lingkungan hidup di Indonesia ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah ingkungan yang terjadi dikarenakan pemakaian sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan
Pembangunan, konkritnya kegiatan manusia dalam menjalani dan memperbaiki hidup dan kehidupannya senantiasa menggunakan unsur-unsur SDA dan Lingkungan Hidup , dan berlangsung pada Lingkungan Hidup tertentu. Kegiatan ini merupakan tuntutan hidup yang sangat manusiawi bahkan merupakan suatu kemutlakan bila manusia ingin tetap eksist dalam kehidupan berbudaya ini secara wajar yang tidak boleh dipertentangkan dengan tuntutan ekologi agar tetap stabil dan dinamis, dan bukan soal pilihan satu diantara keduanya. Di sinilah berakar masalah Lingkungan Hidup yang hakiki (Kusumaatmadja, 1975 & Emil Salim, 1988).
Pembangunan tersebut dalam dirinya mengandung "perubahan besar" seperti perubahan struktur ekonomi, struktur fisik wilayah; struktur pola konsumsi; dan tentunya struktur Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, termasuk teknologi dan sistem nilai (KH, 1999:49). Dengan demikian, apabila perubahan-perubahan tersebut menimbulkan tekanan yang melampaui batas-batas keseimbangan/keserasian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, maka manusia telah menghadapi masalah Lingkungan Hidup. Sesaran sederhana dapat dikatakan sebagai degradasi atau mundurnya kualitas lingkungan (W&GD, 1992 & GD,1994). Kualitas lingkungan lingkungan hidup pada hakikatnya adalah nilai yang dimiliki lingkungan untuk kesehatan manusia, keamanan dan bentuk-bentuk penggunaan lainnya serta lingkungan hidup itu sendiri (nilai intrinnsik).
Adapun wujud atau bentuk masalah lingkungan hidup dalam realitasnya dapat berupa pencemaran, atau perusakan, atau pencemaran dan perusakan lingkungan hidup secara bersamaan dan berakumulasi. Masalah lingkungan hidup ini dapat berupa pencemaran dan perusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh tindakan manusia (masalah LH "antropologeniK'), dan juga d  apat disebabkan oleh peristiwa alam (masalah lingkungan hidup "geologis"). Sebagai catatan, bahwa yang dapat dikendalikan oleh manusia, termasuk pengaturan dan penerapan hukumnya, hanyalah masalah lingkungan hidup anntropogenik, yakni mengendalikan kegiatan manusia yang berdimensi SDA/lingkungan hidup, dengan AMDAL, Penataan Ruang, Baku mutu, audit lingkungan misalnya. Adapun yang bersifat geologis, hanya dapat diupayakan agar akibatnya terhadap kehidupan manusia dapat diperkecil, misalnya membuat tanggul penahan lahar seperti di lereng Merapi, dsb. Perkembangan hukum lingkungan sendiri merupakan akibat timbulnya kesadaran tentang. masalah lingkungan hidup dalam tahun-tahun tujuh puluhan (W&GD,1992)
Di sinilah antara lain letak pentingnya memahami (setidaknya mengenal) masalah lingkungan hidup ini dalam kajian/pelajaran hukum lingkungan, yang merupakan dasar dan akar tumbuh dan berkembangnya hukum lingkungan. "Hukum lingkungan, bermula dari masalah lingkungan hidup" (SS Rangkuti, 13-1-1994). Substansi dan dasar pemikiran hukum lingkungan dapat dihami secara lebih baik dengan adanya pemahaman (pengetahuan) pada akar-akarnya. Disini pulalah letak makna hukum lingkungan sebagai "hukum fungsional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Revolusi industry
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan akhirnya ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
1.      Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia,
2.      Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia,
3.      Aturan hukum (menghormati kesucian kontrak),
4.      Sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan (korporasi),
5.      Adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, dimana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
1.      Latar belakang terjadinya revolusi industri
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Latar Belakang Munculnya Revolusi Industri di Inggris
1.      Adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi
Adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi yang mendukung proses produksi barang, seperti Abraham Darby(1750) yang menggunakan batu bara untuk melelehkan besi sehingga mendapatkan hasil yang lebih sempurna dibandingkan dengan menggunakan kayu bakar. Pada tahun 1769 James Wattmenemukan mesin uap, walaupun sebelumnya telah ditemukan oleh Thomas Newcomen tetapi belum dipatenkan. James Hargreaves pada tahun 1764 sebagai penemu pertama mesin pemintal yang kemudian diikuti oleh Richard Arkwright pada tahun 1768
2.      Keadaan alam yang kaya akan barang tambang
Keadaan alam yang kaya akan barang tambang menjadikan Inggris sebagai negara pertama yang mengalami Revolusi Industri. Barang tambang yang terdapat di Inggris antara lain batu bara, bijih besi, timah, kaolin. Selain itu, Inggris juga terkenal sebagai negara yang menghasilkan wol yang banyak untuk industri tekstil, dan juga negara Eropa yang memiliki wilayah jajahan yang luas, di mana kegiatan ekonomi ikut berkembang dengan pesat. Ini terlihat dari kemajuan satu di antara kongsi dagang Inggris yaitu EIC (English Indian Company).
2.      Tahapan kepedulian
Berbagai kasus kerusakan dan pencemaran lingkungan telah terjadi cukup lama dan sampai saat inipun belum ada tanda-tanda surutnya masalah lingkungan tersebut.
1.      Tahun 1950 timbul masalah penyakit itai-itai (aduh-aduh) yang menimpa penduduk teluk minamata di Jepang karena makan ikan dan hasil laut lainnya yang tercemar Cd dan Hg dari industry pantai.
2.      Tahun 1962 terbit buku nRachel carson The Silent Spring yang menggambarkan sepinya musim semi karena kulit telur burung lemah oleh pengaruh pestisida sehingga pecah sebelum telur-telur itu menetas.
3.      Tahun 1968 terbit buku Paul Ehrlich The population Bomb yang mengkhawatirkan ledakan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dan tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya berdasarkan daya dukung dan daya tamping bumi.
4.      Pada tahun 1972 terbit laporan dari The Club of Rame oleh Donella Meadows dkk. Tentang The Limits to Growth yang menggambarka keharusan manusia untuk menghentikan pertumbuhan, tidak hanya jumlah populasi tetapi juga pola konsumsinya yang berlebihan.
3.      Konferensi Stockholm, Rio, Johannesburg
Setelah bertahun-tahun sejak revolusi industri pertengahan abad ke-18 baru pada pertengahan abad ke-20 dunia mengalami kejutan yang merangsangkepedulian akan gawatnya masalah lingkungan yang kita hadapi. Akhirnya atas usul Pemerintah Swedia diselenggarakanlah di bulan Juni 1972 konferensi PBB tentang Lingkungan hidup Manusia (UN Conference on the Human Environment) di Stockhlom. Konferensi diselenggarakan dengan harapan untuk melindungi dan mengembangkan kepentingan dan aspirasi Negara berkembang.  Konferensi ini menghasilkan deklarasi Stockholm berupa rencana kerja, khususnya tentang perencanaan dan pengelolaan pemukiman manusia serata rekomendasi kelembagaan Uniten Nations environmental Programme (UNEP) yang kemudian ditempatkan di ansirobi, Kenya. Tanggal 5 juni dinyatakan sebagai Hari Hidup Sedunia yang di peringati setiap tahun. Dalam konferensi ini Indonesia menyampaikan laporan/pandangan tenang lingkungan hidup dan pembangunan. Laporan ini merupakan kesimpulan Seminar Nasional Lingkungan dan Pembangunan di Universitas Padjadjaran, mei 1972 yang diselenggarakan atas prakarsa Prof. Soemarwoto (soerjani 1997:60)
Konferensi Rio de Janeiro, brazil di laksanakan pada tahun 1992 selama 14 hari adalah Konferensi PBB yang di hadiri oleh utusan dari 179 negara. Konferensi ini menghasilkan lima dokumen:
1.      Deklarasi Rio juga di kenal dengan “Earth Charter” terdiri atas 27 prinsip yang memacu dan memprakarsai kerja sama internasional, perlunya pembangunan dilanjutkan dengan prinsip perlindungan lingkungan dan perlu adanya analisis mengenai dampak lingkungan. Deklarasi ini juga mengakui pentingnya peran serta masyarakat yang tidak hanya dikonsultasi mengenai rencana pembangunan, tetapi juga ikut serta dalam pengambilan keputusan, serta aktif dalam proses pelaksanaan dan ikut serta dalam pengambilan keputusan, serta aktif dalam proses pelaksanaan dan ikut menikmati pembangunan itu.
2.      Agenda-21 merupakan “action plan” di abad 21 yang walaupun tidak mengikat secara resmi tetpati member arah strategi dan integrasi program pembangunan dengan penyelamatan kualitas lingkungan. Agenda 21 ini di sepakati untuk disusun oleh dan untuk masing-masing Negara peserta.
3.      Konfensi tentang perubahan iklim untuk mencapai stabilitas gas kamar kac, yang mengharuskan pengurangan sumber emisi gas seperti CO2, emisi pabrik, transportasi dan penggunaan energi fosil pada umumnya.
4.      Konvensi keaneka ragaman hayati yang mengajak semua Negara untuk mengusahakan keanekaragaman sumber daya hayati yang dimiliki, dan yang manfaatnya perlu dinikmati secara adil oleh seluruh masyarakat.
5.      Pernyataan tentang prinsip kehutanan berupa pedoman untuk pengelolaan hutan,perlindungan serta pemeliharaan semua tipe hutan yang bermakna ekonomi dan keselamatan berbagai jenis biotanya.
Pada tahun2002 di selenggarakan Konferensi Puncak Rio + 10 di Johannesburg yang dihadiri oleh Presiden RI Megawati Soekarno Putri untuk kesekian kali yang diperbincangkan adalah konsep dan pelaksanaan sustainable development yang dinilai dengan berhasil baik untuk membebaskan kemiskinan dan keterbelakangan, ketimpangan dalam ketenaga kerjaan, kinerja yang belum cukup produktif, dan kesetaraan antara konsumsi dasar dengan tingkat produktivitas yang mendukungnya. Hal ini belum terlaksana karena belum terbina kelembagaan yang mendukung dan dinikmati hasilnya oleh seluruh anggota masyarakat bumi.
4.      Piagam bumi
Pada tahun 1994 Dewan Bumi ( Earth Council) dibentuk atas inisiatif Maurice Strong, secretariat jenderal Konferensi Rio dan Mikhail Gorbachev Presiden Green Cross Internation. Hal ini merupakan kelanjutan atau produk KTT Bumi di Rio tahu 1992 untuk memprakarsai perum usan kembali makna konverensi lingkungan. Disamping itu juga untuk merumuskan kembali sustainable development serta berupaya membangun kesadaran bersama tentang makna kehidupan di Bumi ini. Komisi piagam bumi yang di bentuk tahun 1997 telah merumuskan etika ekologi sebagai landasan pembangunan berkelanjutan dalam sebuah piagam Bumi (Earth Charter). Pada tahun 2000 piagam ini dideklarasikan dan disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia.
Indonesia dengan beraneka ragam budaya dan latar belakang lingkungan yang berbeda, menurut Piagam Bumi perlu menerima kenyataan bahwa kita adalah bagian dari “keluarga manusia” dari “masyarakat bumi” yang mempunyai tujuan (destiny) yang sama. Dlam Komisi Piagam Bumi ini duduk sebagai wakil Indonesia adalah Ir. Erna Witular MSi, sedang pelaksanaannya dikoordinasi oleh pengembangan dan kepedulian etika lingkungan (LENTING) yang dipimpin oleh Dr. Sonny Keraf, salah seorang mantan menteeri lingkungan hidup.
5.      Pemanasan global
Pemanasan global sudah lama sejak lama terjadi karena meningkatnya lapisan gas yang menyelimuti bumi dan berfungsi sebagai lapisan seperti kamar kaca. Gas kamar kaca ini terdiri atas CO2 (55%) sisanya berupa NOx, SO2, O3, CH4,dan uap air. Lapisan ini menyebebkan tepantunya kembali sinar panas infra merah A yang dating bersama sinar matahari sehingga panas bumi ini mencapai 130C. kalu gas kamar kaca ini makin tebal maka lebih banyak lagi sinar inframerah A yang memantul kembali dari bumi sehingga bumi makin terasa panas. CO2 saat ini berkisar 300 ppm (0,03%) dalam atmosfer, dan di perkirakan akan meningkat menjadi 600 ppm (0,06%) pada atahun 2060.
Meurut laporan Intergovernmental panel on Climate Change (IPCC) kenaikan suhu bumi di abad yang akan datang berkisar dari 1,500C-4,50C atau rata-rata 2,50C. air laut diperkirakan naik antara 31-110 cm atau rata-rata 61 cm. hal ni akan berlangsung kecuali ada upaya mengurangi bertambahnya gas kamar kaca (eisma 1995)
Menurut perkiraan dalam tahun 50 tahun yang akan datang suhu bumi rata-rata akan meningkat 30C atau 10C dikatulistiwa dan meningkat dengan 40C di kutub yang akan menyebabkan mencairnya gunung es di kedua kutub tersebut. Hal ini akan berakibat naiknya permukaan air laut, sehingga berbagai kota dan wilayah lain di pinggir laut akan terbenam air, sedangkan daerah yang erring karena kenaikan suhu menjadi makin kering. Sudah barang tentu perubahan iklim ini akan juga mempengaruhi produktivitas budi daya pertanian, peternakan dan perikanan terutama sebagai akibat timbulnya kekeringan atau kebanjiran di bernagai tempat (lihat Smagorinsky 1983:83-85, Houghton & Woodwell 1989:18-26). Sampai saat ini masalah ini muncul dengan berbagai pendapat yang masih berbeda bahkan bertentangan.
Adanya gunung es di kutub bumi ini telah sejak lama menarik perhatian,terutama sejak kapal RMS Titanic berlayar dari southamton di Inggris menuju New York menabrak gunung es pada tahun 1912 yang merenggut jiwa penumpang 2.223. pada tahun 1915 konferensi Internasional keselamatan hidup di laut safety of life at sea (SOLAS) membentuk patrol Es Internasional dengan pesawat HC-130 atau dengan kapal laut yang bermarkas di St John’s. keg        iatan ini di dukung oleh Negara yang melewatkan kapalnya di wilayah itu. Setiap bulan lebih dari 1.000 gunung gunung pecah dan airnya mengalir kesungai dari teluk Baffin ke Samudera Atlantik. Negara-negara patrol es ini adalah: Belgia, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, yunani italia, Jepang, Belanda, Norwegi, Panama, Polandia, Spanyol, Swedia, Inggris Raya dan amrika serikat. (KOmpas 15 April 2007)
Di sisi lain dampak positif dari mencairnya es di kutub adalah makin lancarnya angkutan laut dari Eropa ke Jepang yang hemat waktu dan biaya. Disamping itu mencairnya lapisan es juga membuka peluang untuk mengekplorasi cadangan minyak, karena 25% cadangan minyak bumi dunia diperkirakan berada di dasar laut Artik (sumber BBC, 23 Mei 2007)
Dari berbagai pendapat dan kenyataan akan mencairnya gunung es di kedua kutub bumi terdapat dampak negative seperti meningkatnya keasaman air laut yang akan mengakibatkan kerusakan bahkan semakin hancurnya terumbukarang dan gangguan bagi kehidupan beruang kutub serta ikan paus yang berakibat sulitnya perburuan ikan paus yang merupakan mata pencaharian penduduk di sekitar kutub.
6.      Mutasi gen yang terselubung
Dengan perkembangan teknologi telah banyak digunakan teknik radiasi terionisasi (50% untuk keperluan kedokteran, 3% untuk energy nuklir, 10% untuk percobaan persenjataan dan sebagainya) serta penggunaan berbagai bahan kimia (pestisida, amina, amida, hidrokarbon, berbagai senyawa N, dan sebagainya) yang bersifat mutagenetik. Sebagai akibatnya telah terjadi peningkatan mutasi gen manusia yang menyebar diantara populasi manusia secara terselubung. Kalau mutasi ini terjadi pada gen yang terikat dalam kromosom yang diturunkan, maka hal itu akan berdampak temurun, sehingga mengakibatkan makin merosotnya daya tahan (resistance) dan kelentingan (resielence) generasi muda. Oleh karena itu, makin lama eksistensi (survival) manusia hanya dapat dipertahankan dengan dukungan teknologi yang makin lama dituntut kecanggihannya, dengan sendirinya diperlukan biaya yang makin lama makin mahal (Lyon 1983:75-77)
7.      Hujan asam
Industri (khususnya pengecoran logam, pembangkit listri batu bara, dan penggunaan energy fosil pada umumnya) yang melepaskan berton-ton SO2, NO2, CO2 dan O2 akan menghasilakan air hujan yang bersifat asam. Hal ini terjadi apabila air hujan bereaksi dengan berbagai gas tersebut, sehingga air hujan akan mengandung berbagai asam seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitat (HNO3) dan asam karbonat (H2CO3). Hujan asam adalah turunnya kepermukaan bumi berbagai benda, berupa cairan, uap air, asap, kabut dan debu dengan pH dibawah 5,6. Air dengan keasaman seperti ini dapat merusak hutan, menyebabkan berkaratnya benda logam, merusak berbagai bangunan marmer, tegel dan beton pada umumnya. Air danau dan sungai pHnya menurun, dan mempengaruhi kehidupan air serta kesehatan pada umumnya (Chadwick 1983:80-82). Sebagian dari gas itu berasal dari kendaraan bermotor (44,1%), dari rumah tangga (33%), dan industry (14,6%).
8.      Lubang lapisan ozon
Lapisan tipis ozon (O3) tang menyelimuti bumi pada ketinggian antara 20-50 km di atas bumi telah semakin menipis dan di beberapa tempat bahkan telah terjadi lubang-lubang. Lubang ini banyak terdapat di atas antartika dan kutub utara. Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultraviolet  (UVB) yang berbahya bagi kehidupan. Penyerapan sinar ultraviolet oleh kulit akan menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, gangguan pada rantai makanan laut dan kemungkinan kemunduran serta kerusakan pada tanaman budi daya (Harte dkk 1991)
Lapisan ozon mengalami kerusakan oleh bahan kimia seperti halon (terutama untuk pemadam kebakaran dan CFC (chlorofluorocarbon)yang dihasilkan oleh aerosol (gas penyemprot minyak wangi, pestisida dan sebgainya), mesin pendingin (refrigerator, air conditioner), dalam proses pembuatan plastic atau karet busa untuk berbagai kepeluan. Oleh sinar matahari yang kuat berbagi gas ini diuraikan menjadi chlorine yang mengalami reaksi dengan O3 menjadi CIO (chloromonoxide) dan O2. Jadi mengakibatkan terurainya molekul ozon menjadi O2.
Setiap unsure CI akan dapat menyebabakan terurainya 100.000 molekul O3. Berlubangnya lapisan ozon ini juga terjadi karena gas NO dan NO2 yang melepaskan dari pesawat supersonic, oleh perang nuklir dan dari perombakan pupuk nitrogen oleh bakteri yang perombakannya menghasilkan N2O. pada dasarnya pelepasan bahan kimia berupa gas di atmosfer perlu dilaksanakan dengan hati-hati, terutama yang tidak mudah terurai dan yang tidak larut air hujan, sehingga tidak terbawa kembali kebumi bersama air huajan. Dalam masalah penipisan lapisan ozon ini telah dicapai kesepakatan bersama antar berbgai antar Negara dalam produksi dan pemanfaatan CFCs dalam protokol montreal Sebenarnya sinar ultraviolet dalam intensitas ya g lemah dapat merangsang kulit dalam pembantukan vitamin D, di udara, air atau makanan dapat mematikan bakteri
B.     Masalah lingkungan hidup di Indonesia
Berbagai masalah lingkungan hidup di Indonesia telah berlangsung secara bertubi-tubi. Dalam mengatasi berbagai masalah itu pun, sering kali harus dilakukan pendekatan represif atau korektif tanpa menelaah lebih jauh apa konteks yang menjadi penyebabnya. Sebagian besar masalah yang timbul adalah karena sikap dan perilaku hidup manusia sendiri yang tidak diantisipasi dengan pendekatan preventif. Sering kali suatu masalah seolah-olah mendadak sekali terjadinya. Padahal perinsip yang harus dipegang dalam pengelolaan lingkungan adalah masalah sebab-akibat untuk merumuskan tindakan pencegahan atau upaya preventif. Perlu diakui bahwa dalam menghadapi berbagai masalah yang mendadak, pada dasarnya akan kita hadapi dengan spontanitas. Sering kali tindakan spontan ini diperlukan sebagai instant solution sebelum masalahnya menjadi makin meluas, misalnya dalam terjadinya kebakaran perlu tindakan spontan untuk memadamkan api.
1.      Masalah lingkungan hidup alami
Keadaan atau tatanan alami merupakan peristiwa alam yang berdampak pada mahluk hidup, khususnya yang oleh manusia diterima sebagai mala pedaka. Peristiwa alam yang berdampak pada lingkungan hidup diantaranya gempa bumi, letusan gunung api, badai, tanah longsor, dan banjir.
Gempa bumi paling dahsyat disertai tsunami telah kita alami di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 26 Desember 2004. Diperkirakan sampai tanggal 19 Januari 2005 mala petaka ini menelan korban jiwa sebanyak 166.080 orang. Diperkirakan 6.245 jiwa hilang, 2.507 dirawat dirumah sakit di samping 3.332 orang yang harus mengalami rawat jalan. Disamping korban jiwa, bencana tsunami ini juga menelan korban permukiman dan harta benda.
Peristiwa alam yang juga sering terjadi adalah badai. Badai sebagai gabungan hujan deras disertai petir dan halilintar juga merupakan tantangan bagi kelangsungan kehidupan dan keselamatan manusia. Dari perkiraan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) di Indonesia tercatat beberapa wilayah yang berisiko tinggi. Dari perkiraan BMG, beberapa daerah yang berisiko badainya tinggi (dengan IKL > 50% dan D > 10) antara lain adalah wilayah Sibolga, Kabanjahe, Rantauprapat, Pekanbaru, Pangkalpinang, Jambi, dan Purwakarta (Soerjani, 1996).
2.      Masalah oleh manusia
·         Selama beberapa tahun terakhir ini kerusakan hutan terjadi karena penebanagan liar, termasuk pencurian kayu untuk diekspor ke Singapura dan Malaysia. Berkali-kali pencurian kayu ini dipergoki dan ditangkap dengan tafsiran kerugian Negara beberapa triliun, tetapi sampai saat ini tidak pernah terdengar proses peradilannya.
·         Kasus lain adalah terjadinya penambangan emas tanpa izin (PETI), seperti yang terjadi di Cikotok, Banten yang pada saat ini sudah dapat diatasi oleh PT. Aneka Tambang. Di samping itu juga terjadi penambangan emas tanpa ijin di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Sulawesi Utara. Pada tahun 1995 pernah diadakan penelitian untuk mengatasi hal ini, khususnya agar satwa dan tumbuhan asli di wilayah Wallacea dapat diselamatkan dan dilindungi sedangkan penduduk setempat tidak dirugikan. Dalam rekomendasi penelitian tim dari UI disarankan agar penambanagan emas dilaksanakan secara legal dan professional oleh perusahaan yang andal, penduduk local dilibatkan dan diadakan studi AMDAL dalam perencanaannya. Hasil yang diperoleh dari penambangan emas itu  harus dapat dirasakan manfaatnya oleh penduduk lokal, sebagian disisihkan untuk pemeliharaan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan pembangunan daerah secara keseluruhan.
Ternyata saran penelitian itu belum sempat ditinjaklanjuti, sehingga penduduk tetap melakukan penambangan liar dan di Teluk Buyat terjadi pencemaran oleh bahan B3 yang mengakibatkan keracunan penduduk serta kerusakan lingkungan. Gatal-gatal kulit mungkin sekali ini terjadi karena lumpur penambangan diikuti pembuangan Hg atau As (arsenikum). Dalam hubungan ini keterlibatan dan tanggung jawab pencemaran Teluk Buyat ini telah ditanganani oleh Kantor Menteri LH dan kurang terlihat keterlibatan Departemen Pertambangan yang merupakan sector yang seharusnya lebih bertanggung jawab (Soerjani 1997 :439-454).
·         Industri yang dikembangluaskan oleh manusia sering kali melebihi yang diperlukannya sehingga akhirnya menimbulkan terbuangnya sumber daya sebagai limbah yang mencemari. Teluk Jakarta misalnya mengalami pencemaran logam berat Fe, Se (selenium), dan Co (cobalt) dari industry pencelupan kain, industry cat, alat elektronika, industry logam, kendaraan bermotor, limbah pestisida dan sebagainya.
·         Di Sidoardjo, Jawa Timur telah terjadi ledakan lumpur panas dari pipa pengeboran energi minyak dan gas oleh PT. Lapindo Brantas. Hal ini terjadi karena standar prosedur operasional tidak dipenuhi dan pipa pengeboran yang tidak disertai unsure pengaman (casing system) telah mengakibatkan semburan lumpur panas sebanyak 50.000 m3 dalam sehari. Lumpur ini terdiri atas 30% bahan padat dan 70% bahan cair yang menggenangi lebih dari 20 ha sawah dan lebih dari 2.000 perumahan.
·         Menurut Paul Shaw (ADB 1991) kerusakan lingkungan hidup terutama disebabkan karena industri yang mencemari lingkungan, telah didorong oleh konsumsi yang berlebihan dan limbah yang dihasilkan. Sebaliknya konsumen juga sebaiknya tidak boleh merangsang konsumen untuk mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan. Sebaliknya konsumen juga sebaiknya tidak mendorong industry untuk berpacu dalam produksi besar yang tidak merupakan kebutuhan dasar
3.      Masalah kesehatan
            Masalah kesehatan yang banyak kita alami akhir-akhir ini adalah demam berdarah, tersebarnya flu burung pada ayam, impor daging sapi gila, wabah polio, masalah narkoba dan pada akhir-akhir ini juga wabah busung lapar. Suatu tindakan preventif untuk memelihara kesehatan yang diabaikan dan kurangnya pemberdayaan masyarakat akan makna kesehatan oleh pemerintah.
4.      Sosial, ekonomi, budaya, politik dan keamanan
            Masalah social yang  paling gawat di Indonesia pada saat ini adalah masalah kemiskinan. Secara progresif kemiskinan terjadi karena berbagai factor, misalnya pendidikan, kesehatan, ketidakadilan, kebijakan sistem ketenagakerjaan yang tidak memadai, dan gangguan keamanan. Di Jakarta saja pada tahun 2000 terjadi berbagai tindak kasus kejahatan termasuk pencurian, tindak kekerasan, penodongan, perampokan, perkosaan, penggunaan narkoba, perjudian, dan sebagainya (Soerjani, 2003). Masalah kekacauan akhir-akhir ini juga terkait dengan terorisme, kasus hokum, dan sebagainya.
            Pada saat gangguan keamanan di Poso dan Ambon dan yang terakhir peledakan di pasar Tentena pada tanggal 28 Mei 2005 diduga ada kaitannya dengan beberapa kejadian, seperti masalah pengungkapan kasus kematian munir yang membela hak asasi manusia, kasus perburuan otak terror bom dari Malaysia (Dr. Azahari yang menurut berita sudah terbunuh dalam penggerebekan di Batu, Malang dan Noordin M. Top yang masih dalam perburuan).  Terakhir yang sedang diungkapkan adalah gerakan “sembunyi dibalik tangan”. Diperkirakan kasus korupsi dana Rp. 40 miliar untuk pengungsi pasca kerusuhan yang melibatkan beberapa pejabat daerah telah dicoba agar teralihkan perhatian kita dengan berbagai gangguan bom agar kasus yang sebenarnya dapat dilupakan atau ditutup-tutupi.  
  
BAB III
PENUTUP
Masalah lingkungan hidup di Indonesia ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah ingkungan yang terjadi dikarenakan pemakaian sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".

LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

MAKALAH
TUGAS SUMBER DAYA ALAM BERKELANJUTAN
“lingkungan hidup di Indonesia”
Disusun Oleh :
PGSD 6/i Kelompok 5
1.    Amanda Ayu Lestari(1001045247)
2.    Rina Permata sari (1001045265)
3.    Dewi Hoki (1001045282)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di duniaLingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. sedangkan komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yakni mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.          Tatanan Keadaan di Indonesia
1.      Hujan, banjir, dan badai
Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
·         Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.
·         Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.
·         Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 - 900 m di atas permukaan laut.
·         Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
·         Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
·         Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti :
1)      Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November. 
2)      Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember. 
3)      Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari - Februari.
4)      Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur).
Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi:
1.      Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
2.      Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 - 2000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
3.      Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi.
4.      Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
Hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah hujan mencapai 7,069 mm/tahun. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.
2.      Longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
·         Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai ataugelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
·         lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
·         gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
·         gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
·         getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
·         berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
Tanah longsor terjadi akibat perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran kedua material tersebut yang bergerak ke bawah atau keluar lereng. Terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ke tanah kedap air, tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di Indonesia, jenis longsor yang paling sering terjadi adalah translasi dan rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsor yang paling banyak memakan korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
a.       Longsoran Translasi, longsor ini terjadi karena bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.
b.       Longsoran Rotasilongsoran ini muncul akibat bergerkanya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
c.       Pergerakan Blok, pergerakan blok terjadi karena perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor jenis ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
d.      Runtuhan Batu, runtuhan batu terjadi saat sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuhbebas. Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung, terutama di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar dapat menyebabkan kerusakan parah.
e.       Rayapan Tanah, longsor jenis ini bergerak lambat serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring ke bawah.
f.       Aliran Bahan Rombakan, longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai ratusan meter jauhnya. Kecepatannya bergantung pada kemiringan lereng, volume air, tekanan air, dan jenis materialnya.
Faktor penyebab tanah longsor adalah : hujanlereng terjaltanah yang kurang padat dan tebalbatuan yang kurang kuatjenis tata lahangetaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraanmenyusutnya permukaan air danau atau bendunganadanya beban tambahanpengikisan atau erosi,adanya material timbunan pada tebingbekas longsoran lamaadanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)penggundulan hutan; dandaerah pembuangan sampah.
Pencegahan terjadinya longsor :
·         Tidak membuka lahan persawahan dan membuat kolam di lereng bagian atas dekat pemukiman.
·         Membuat terasering.
·         Secepat mungkin menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan tersebut.
·         Tidak menggali tanah di bawah lereng terjal.
·         Tidak menebang pohon di lereng.
·         Tidak membangun rumah di bawah tebing dan di tepi sungai yang rawan erosi.
3.      Gempa bumi
Gempa bumi ( Seisme ) adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) ( lampiran ). Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.
Berdasarkan atas penyebabnya gempa Bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a)      Gempa Tektonik, adalah Gempa yang di sebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
-             Penunjaman antara kedua lempeng samurdra (lampiran)
-             Penunjaman antara lempeng samudra dan lempeng benua ( lampiran )
-             Tumbukan antara kedua lempeng benua (lampiran) saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng yang tidak rata, jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.
b)      Gempa Vulkanik, adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah.
c)      Gempa Runtuhan, adalah gempa local yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau di daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan dari lubang-lubang interior bumi. Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik sama. Naiknya magma ke permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.
4.      Gunung api
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukanice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah KuwuGroboganJawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik(Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut :


·         Aliran lava.
·         Letusan gunung berapi.
·         Aliran lumpur.
·         Abu.
·         Kebakaran hutan.
·         Gas beracun.
·         Gelombang tsunami.
·         Gempa bumi.


Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya :

a.       Stratovolcano, tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapimerupakan jenis ini.
b.      Perisai, tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
c.       Cinder Cone, merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d.      Kaldera, gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromomerupakan jenis ini.
B.           Materi
1.      Beberapa materi (logam) di Indonesia dan penyebarannya
(1.) Minyak bumi
Ada banyak tambang minyak bumi di Indonesia. Daerah-daerah penghasil tambang minyak sebagai berikut :
1. Tambang minyak di pulau Sumatera terdapat di Aceh (Lhoksumawe dan Peureula); Sumatera Utara (Tanjung Pura); Riau (Sungaipakning, Dumai); dan Sumatera Selatan (Plaju, Sungai Gerong, Muara Enim).
2. Tambang minyak di pulau Jawa terdapat di Wonokromo, Delta (Jawa Timur); Cepu, Cilacap di (Jawa Tengah); dan Majalengka, Jatibarang (Jawa Barat).
3. Tambang minyak di pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan, Pulau Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan Timur) serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (Kalimantan Selatan)
4. Maluku (Pulau Seram dan Tenggara), serta
5. Irian Jaya (Klamono, Sorong, dan Babo).
(2.) Bauksit (bijih aluminium)
Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Singkawang).
(3.) Batu bara
Penambangan batu bara terdapat di Sumatera Barat (Ombilin, Sawahlunto), Sumatera Selatan (Bukit Asam, Tanjungenim), Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau, Samarinda), Kalimantan Selatan (Kotabaru/Pulau Laut), Kalimantan tengah (Purukcahu), Sulawesi Selatan (Makassar), dan Papua (Klamono). 
(4.) Besi
Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak), Kalimantan Selatan (Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan (Pegunungan Verbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).
(5.) Timah
Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai Liat), Pulau Belitung (Manggara), dan Pulau Singkep (Dabo).
(6.) Emas
Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).
(7.) Tembaga
Penambangan tembaga terdapat di daerah Irian Jaya (Tembagapura).
(8.) Nikel
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Soroako).
(9.) Marmer
Ditambang dari daerah Jawa Timur (Tulungagung), Lampung, Makassar, Timor.
(10.) Mangan
Ditambang dari daerah Yogyakarta (Kliripan), Jawa Barat (Tasikmalaya), dan Kalimantan Selatan (Martapura).
(11.) Aspal
Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Pulau Buton).
(12.) Belerang
Ditambang dari daerah Jawa Barat (Gunung Patuha), Jawa Timur (Gunung Welirang).
(13.) Yodium
Ditambang dari daerah Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur (Mojokerto).
C.          Biota Indonesia
1.      Biogeografi
Biogeografi adalah ilmu yang berasal dari cabang biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati serta tentang penyebaran spesies (biologi), organisme, dan ekosistem dalam ruang geografis dan melalui waktu geologi. Organisme dan komunitas biologis ini bervariasi dan sangat teratur yang dipengaruhi radien lintang geografis, isolasi elevasi, dan area habitat. Biografi ini menjelaskan bagaimana proses keanekaragaman tersebut berasal, berubah dan mengapa bisa membuatnya hilang.
Penelitian biogeografi modern menggabungkan informasi dan ide dari berbagai bidang, dari batasan fisiologis dan ekologis pada penyebaran organisme untuk fenomena geologi dan iklim yang beroperasi pada skala spasial global dan kerangka waktu evolusi.
Penyebaran makhluk hidup adalah hasil dari evolusi biologis dan penyebaran strain, perubahan iklim global dan regional, dan evolusi distribusi darat dan laut, terutama karena letusan gunung berapi, gempa dan pergeseran benua. Biogeografi adalah ilmu sejarah, yang berarti yang berhubungan dengan studi tentang sistem yang evolusinya dan dipelajari secara khusus, pengetahuan tidak dapat diperoleh secara deduktif melainkan dari prinsip-prinsip umum. Ilmu ini menjelaskan bukan dilihat dari faktor geografis saja melainkan dilihat dari segi empiris juga.
2.      Fitogeografi Indonesia
Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geoglogis yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glacial). Pada saat itu terjadi pencairan es secara besar-besaran yang menyebabkan naiknya permukaan air laut di bumi, hal ini menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi tenggelam oleh air laut dan membentuk
3.      Zoogeografi Indonesia
Zoogeografi adalah ilmu tentang penyebaran hewan hidup di Bumi (di darat maupun di laut), dan pendahulunya (dalam ruang dan waktu). Ilmu ini adalah cabang dari ilmu zoologi, dan berkaitan dengan geografi dan geologi.
Fakta sekarang adalah bahwa tempat yang berbeda di permukaan bumi (di daratan) dihuni oleh hewan yang berbeda atau oleh fauna yang berbeda. Perbedaan itu bukan karena perbedaan temperatur atau iklim, dan bukan karena jarak antara satu tempat dengan tempat lain. Sebagai contoh antara Pulau Bali dan Pulau Lombok yang berjarak 20 mil. Di antara kedua pulau itu diletakkan garis batas karena dihuni oleh falimi mammalia dan burung yang berbeda.  Untuk memahami dan menjelaskan penyebaran hewan darat hidup sekarang perlu memperhitungkan pendapat ilmu geologi yang mengajarkan bahwa telah terjadi perubahan konfigurasi massa daratan di Bumi yang ditunjukkan oleh sisa-sisa fosil hewan.
Indonesia merupakan negara mega biodiversitas  ke-3 di dunia setelah Brazil dan Zaire (RI, 1994). Negara mega biodiversitas adalah predikat yang diberikan kepada suatu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.  Dengan predikat ini Indonesia telah diakui dunia akan keanekaragaman hayatinya yang tinggi. Indonesia memiliki 10% tumbuhan berbunga (27000 jenis), 12% mamalia (515 jenis), 16% satwa amphibi (217 jenis) dan 17% aves (1539 jenis) (Marthen, 2003). Hal ini memungkinkan Indonesia memiliki banyak satwa endemik.
Penyebaran fauna di Indonesia termasuk fauna endemik tidak lepas dari sejarah penyebaran fauna di dunia berdasarkan karakteristiknya. Ilmu yang mempelajari penyebaran ini disebut zoogeografi (Nur, 2007). Zoogeografi di dunia dibagi kedalam beberapa wilayah. Indonesia memiliki 2 wilayah biogeografi (Zoogeografi dan Biogeografi) yaitu kawasan oriental dan wilayah Australia dengan transisi diantaranya yaitu daerah Wallacea (Mittermeir dkk, 1997). Sehingga secara kesluruhan ndonesia memiliki tiga wilayah persebaran fauna. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia dapat disebut sebagai negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. .
Dua pusat utama keanekaragaman hayati di Indonesia adalah Kalimantan dan Papua. Kalimantan sangat kaya akan satwa burung dan rnamalia. Walaupun hanya menutupi kurang dari 0.2% perrnukaan humi, yakni dengan luas 539.460 km persegi (pulau terbesar ketiga di dunia), satu dari dua puluh burung dan mamalia yang telah diketahui dapat dijumpai di Kalimantan. Fakta-fakta ini membuat Kalirnantan sebagai salah satu kawasan penting di dunia dalam perlindungan keanekaragaman hayati. Begitu juga dengan hewan endemik Kalimantan yang harus terus dilestarikan agar tidak terjadi kepunahan.
4.      Strategi hidup
Berdasarkan sejarah hidupnya, para ahli biologi secara umum mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kategori, yaitu  :
1)       makhluk hidup dengan strategi rMakhluk hidup yang memiliki strategi hidup r hidup di habitat sementara, beradaptasi untuk memperoleh makanan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat, dan ukuran populasinya berfluktuasi tanpa terkendali. Mereka biasanya berukuran kecil, selalu berpindah-pindah tempat, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Contohnya Jenis-jenis hama dengan strategi hidup r antara lain adalah belalang kembaraaphiswereng, berbagai jenis lalat, dangulma.
2)      Makhluk hidup dengan strategi K, makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran populasinya mendekati daya dukung habitat. Mereka biasanya berukuran besar, jarang berpindah-berpindah tempat, dan waktu generasinya panjang.  Contohnya Berbagai jenis kumbang dan semut, serta lalat tsetse dikategorikan sebagai hama dengan strategi hidup K (Hill, 1983).
Karakteristik habitat dapat dijadikan sebagai indikator dalam strategi pengendalian hama terpadu. Karakteristik habitat akan menentukan jenis hama dengan strategi hidup apa yang tinggal di dalammya dan tentu akan menentukan pula keputusan dalam memilih strategi pengendalian yang tepat.
D.          Manusia Indonesia
1.      Suku-suku bangsa di Indonesia
Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Persebaran Daerah Asal Suku Bangsa di Indonesia. Suku bangsa addalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini :
a.       Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b.      Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c.       Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian.
d.      Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e.       Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal (sistem keturunan menurut garis ibu).
f.       Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya. Di bawah ini tabel persebaran suku bangsa.
2.      Etnografi bangsa Indonesia
Etnografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Etnos berarti bangsa dan grafis berarti tulisan atau deskripsi. Jadi ethnografi adalah tulisan atau deskripsi/gambaran tentang kebudayaan suatu suku bangsa di suatu tempat. Kajian ethnografi bersifat holistic atau menyeluruh, hal ini didasarkan pada pandangan bahwa budaya merupakan keseluruhan sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan. Ethnografi merupakan kajian yang sangat penting dalam Antropologi, karena para Antropolog dapat mengetahui keidupan masyarakat secara lebih BHINEKA TUNGGAL IKA.
Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa sanksekerta yaitu bhineka berarti beda,Tunggal Ika berarti satu. Bhineka Tunggal Ika berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu. Menurut para ahli sejarah kata Bhineka Tunggal Ika pertama kali ditemukan pada Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular saat Raja Hayam Wuruk berkuasa di Kerajaan Majapahit (1350-1389). Adapun keanekaragaman bangsa Indonesia antara lain diakibatkan oleh: Keadaan Geografi,Etnis,dll.
Makna Bhineka Tunggal Ika bagi bangsa Indonesia antara lain :
·         Bhineka Tnggal Ika mendasari perwujudan integrasi nasional .
·         Pancasila sebagai salah satu isi (substansi) yang berfungsi didalam proses integrasi nasional.
·         Integrasi nasional berkaitan dengan pembangunan kebudayaan secara nasional.
·         Budaya nasional sebagai sistem gagasan yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia.
·         Penggambaran perwujudan budaya nasional melaui pakaian, bahasa, perilaku, dan artefak.
Pancasila dalam proses integrasi nasional memiliki fungsi yaitu :
-          Sebagai jiwa bangsa Indonesia.
-          Sebagai kepribadian bangsa.
-          Sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara.
-          Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber hukum bagi negara.
Fungsi Konsep Bhineka Tunggal Ika antara lain : sebagai semboyan bangsa Indonesia, berkaitan dengan perwujudan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelengaraan kehidupan bermasayrakat,berbangsa dan bernegara. Konsep ini antara lain dapat diartikan sebagai cara memandang Indonesai sebagai satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional. Penjabaran mengenai hal ini bisa dilihat sebagai berikut :
o    Ideologi : Indonesia sebagai satu kesatuan ideologi Pancasila.
o    Politik : Indonesia sebagai satu kesatuan politik kenegaraan dalam wadah negara kesatuan RI.
o    Ekonomi : Indonesia sebagai satu kesatuan ekonomi nasional.
o    Sosial : Indonesia sebagai satu kesatuan masyarakat walaupun terdiri dari banyak suku bangsa.
o    Budaya : Indonesia sebagai satu kesatuan budaya nasional didukung oleh budaya daerah.
o    Pertahanan dan keamanan : Indonesia sebagai satu kesatuan petahanan dan keamanan terhadap kemungkinan adanya ancaman, tantangan, halangan, gangguan baik dari luar maupun dari dalam yang dapat mengganggu keamanan dalam negeri.
o    Nasional : Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa yang bulat dan utuh

3.      Penyebaran penduduk Indonesia
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan ppenduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk pada setiap Km² pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
a)      Faktor Fisiografis
b)      Faktor Biologis
c)       Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
ü  Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya. Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.
ü  Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak seimbang. Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata. Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura. Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah. Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lingkungan hidup diindonesia memang sangat beragam dari sumberdaya alam diindonesia serta tantanan keadaan diindonesia seperti curah hujan ,serta berbagai kejadian alam yang ada diindonesia seperti gempa bumi dan longsor . diindonesia juga memiliki banyak kekayaan alam seperti sumber tambang ,penyebaran flora dan fauna diindonesia seperti didaerah WIB,WITA,WIT . Diindonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya dan memiliki karakteristik masing-masing .